Rabu, 02 Maret 2011

Perekonomian Indonesia Pada Masa Pemerintahan Indonesia Bersatu

Tugas Perekonomian Indonesia


Nama      : Candra Rangga N
NPM       : 21210511
Kelas      : 1EB18

Tugas Minggu 2 Dan 3

   Pada masa pemerintahan Indonesia bersatu yang dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono saat ini dapat membuat perubahan dikit demi sedikit menjadi lebih baik, dari adanya pendidikan gratis, jamkesmas, dan lain-lain. Namun banyaknya masalah di Indonesia, membuat pemerintah turun tangan. Seperti masalah ancaman inflasi di Indonesia, harga-harga naik karena Bulog terlambat membeli beras petani, meski stok beras di gudang mulai menipis. menyebabkan harga beras menjadi mahal karena suplainya rendah. namun pemerintah tetap berusaha agar persediaan Bulog (CBB) cukup untuk mengoptimalkan fungsi bulog dalam menstabilkan harga. Dan seiring dengan kenaikan harga minyak dunia membuat pemerintah lebih aktif dengan merencanakan pengurangan penggunaan subsidi BBM pada kendaraan pribadi. Inflastruktur masih kurang seperti pemasokan listrik yang belum merata keseluruh masyarakat Indonesia. Masalah Gayus, Bank century yang belum selesai masalahnya membuat pemerintah turun tangan.
 
   Kabinet Indonesia Bersatu adalah kabinet pemerintahan Indonesia pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla.
Kabinet ini dibentuk pada 21 Oktober 2004 dan masa baktinya berakhir pada tahun 2009. Pada 5 Desember 2005, Presiden Yudhoyono melakukan perombakan kabinet untuk pertama kalinya, dan setelah melakukan evaluasi lebih lanjut atas kinerja para menterinya, Presiden melakukan perombakan kedua pada 7 Mei 2007.

   Kabinet baru mencerminakan harapan baru. Sebagaiman diketahui bersama bahwa SBY dalam notulensinya selalu mengatakan akan membentuk kabinet yang ahli (zaken) dengan kompetensi, kredibilitas, serta loyalitas para menterinya bukan hanya kepada kepala negara, terlebih kepada rakyat. Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II setidaknya menjadi parameter keberhasilan atau kegagalan SBY di masa pemerintahan yang keduanya karena disitulah orang-orang pilihan SBY berada.
 
   Di banyak kesempatan tahun ini bisa mencapai pertumbuhan 4 sampai 4,5% disebut-sebut 4,3%. Kalau itu bisa kita capai, itu adalah pertumbuhan terbaik dalam arti konstraksi pertumbuhan dari tahun lalu ke tahun ini dan itu angka terbaik pada tingkat dunia. Meskipun kalau dari growth itu sendiri diperkirakan setelah Tiongkok, India baru Indonesia. Perlu komponen pertumbuhan yang harus diketahui adalah konsumsi, konsumsi relatif terjaga. Yang kedua adalah pembelanjaan pemerintah atau government spending. Kebijakan stimulus yang dijalankan dengan pos-pos yang tepat juga mengalir dalam batas tertentu bisa mengurangi dampak krisis global itu. Kemudian ekspor kuartal pertama atau semester pertama barangkali masih mengalami tekanan, harapan kita semester kedua bisa lebih meningkat lagi. Demikian juga investasi, investasi semester pertama mengalami tekanan hanya sekitar 3 sampai 4%, harapannya pada semester kedua bisa naik kembali sehingga total dari pertumbuhan di akhir tahun 2009 ini, dan sekali lagi mencapai 4 sampai 4,5% atau 4,3%. Itu sasaran pemerintah.

   Unsur yang kedua dari makro ekonomi adalah inflasi sendiri, mudah-mudahan relatif terjaga, dan bisa mengelola dengan sesungguh-sungguhnya, terutama barang-barang yang diperlukan oleh rakyat, bahan pokok misalnya. Kalau semuanya berjalan linier, bulan inipun barang kali akan bagus inflasi kita, sehingga Agustus ke depan sampai akhir tahun masih bisa terjaga.

   Yang lain adalah pengangguran, pemerintah daerah yang justru negara lain meledak angka penganggurannya ada yang 9%, 10% atau lebih dari itu termasuk negara-negara maju. Turun dari tahun lalu 9,3% menjadi 8,1%, tentu ini dapat disyukuri meskipun ingin lebih turun lagi di waktu yang akan datang.

   Investasi menjadi sangat-sangat penting. Dan tentunya, dengan upaya bersama, pemerintah pusat, pemerintah daerah dan semua pihak, investasi memang tahun depan diharapkan sungguh mengalir atau diawali juga dengan semester kedua ini. Banyak kondisi yang kondusif untuk meningkatnya investasi itu, karena dengan inflasi yang terjaga mudah-mudah tahun ini bisa mencapai sekitar 4%, satu capaian yang bagus. Dengan inflasi seperti itu, suku bunga diharapkan turun, harapannya menuju ke 6% pada akhir tahun ini. Dan dengan nilai tukar yang relatif stabil, maka 3 kondisi makro seperti itu memungkinkan investasi bisa tumbuh kembali.

   Tiga komponen itulah dari segi pertumbuhan, dari segi inflasi dan pengelolaan pengangguran atau penciptaan lapangan kerja yang menjadi domain dari makro ekonomi. Kalau investasi bergerak, kemungkinan 5 tahun mendatang akan lebih besar lagi skala pengembangan infrastruktur, dengan multi years budgeting, lantas juga irigasi untuk pertanian juga demikian besar-besaran yang dilakukan, kemudian carikan solusinya untuk energi, listrik, termasuk pupuk misalnya. Maka harapan makro ekonomi yang bagus dan terjaga ini lebih lagi meningkatkan ekonomi riil atau sektor riil di waktu yang akan datang.

   APBN sendiri tentunya dengan time frame yang ada di Dewan Perwakilan Rakyat, dengan pemilihan umum tahun 2009, 1 Oktober kalau tidak salah sudah akan bekerja anggota DPR RI yang baru, tentu sebelumnya sudah harus ada semacam millopen, transisi. Oleh karena itu, pembahasan RAPBN akan lebih cepat, dengan demikian, pada tingkat kami pemerintah akan ada percepatan sampai Presiden mengeluarkan ampres bagi pembahasan RAPBN itu.  


   Semua ini adalah permasalahan ekonomi meskipun ada krisis perekonomian global, kemiskinan  di Indonesia dari tahun lalu sekitar 35 juta menjadi 32,5 juta. Turun 2,5 juta. Tapi tetap masih harus diturunkan lagi secara sungguh-sungguh sehingga tahun demi tahun kemiskinan akan semakin susut. Ini tentu solusinya ya ekonomi yang tumbuh, menciptakan lapangan pekerjaan, ada pekerjaan, ada income. Ada income, kemiskinan turun. Tetapi juga program-program pro rakyat akan terus kita jalankan, seperti beras untuk rakyat miskin, kemudian juga program-program bidang kesehatan, pendidikan dan lain-lain, yang akhirnya bisa mengurangi angka, penghasilan yang dibelanjakan atau spending rakyat. Dan ini saatnya yang paling baik untuk bisa memantapkan, merumuskan lagi kebijakan subsidi secara menyeluruh, agar tepat. Kita sepakat bahwa subsidi yang salah sasaran akan dihentikan, tapi subsidi yang betul-betul memberikan proteksi pada rakyat miskin, agar mereka bisa lebih meningkat lagi kesejahteraannya tetap menjadi pilihan politik, menjadi salah satu politik fiskal yang kita anut.